Klinik CDG-Serangan jantung, impoten,EECP indonesia, EECP Jakarta, Jantung Koroner di Jakarta, National EECP CENTER JAKARTA, Jantung tidak di ring, Terapi OzonUntitled Document
 
  Untitled Document  
 
 
Untitled Document
  Filosofi Terapi

Serangan Jantung

Penyumbatan Pembuluh Darah Koroner

Nyeri Dada

Alternatif Terapi di samping ring dan bypasss

Impotensia

Diabetes (kencing manis)

Stroke

Anti aging

Terapi EECP
  ILIB
  OZONE
  KHELASI

DIABETES

Intinya :

Kekacauan pengolahan gula dalam tubuh yang tercermin pada tingginya kadar gula dalam darah.

Mayoritas penyebab DM bukan karena kekurangan insulin tetapi resistensi insulin

Sampai saat ini diabetes belum dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol perkembangannya. Jadi, ibarat pertandingan sepak bola, terapi DM dari diet sampai suntik insulin bagai memperkuat back dan kiper (menahan serangan) saja. Maka, kapan mau menang kalau tidak menyerang?

Ingat!!! Bukan melulu kadar gula darah yang diperhatikan, tetapi juga lebih penting komplikasi ke otak , mata, ginjal, jantung, saraf, dst. Harus dijaga!!

EECP memberi harapan menang melawan DM dan komplikasinya!

Tim Peneliti University of Missouri, Columbia, USA membuktikan bahwa EECP menurunkan resistensi insulin sehingga menunjang pengobatan DM.

Contoh Kasus  :

Tanggal

14/06/12

13/10/12

29/01/13

HbA1c %

8,6

8,0

6,5

Menurut penelitian besar di Inggris (UKPDS, 1988), penurunan 1 point HbA1c menurunkan komplikasi makrovaskular (stroke, jantung, ginjal) akibat DM sebesar 14%.

Tn. JS, penderita NIDDM, 58 tahun dengan pola makan, obat, aktivitas harian yang relatif sama dan berat badan stabil menunjukkan dengan EECP® terjadi perbaikan gula yang terkontrol buruk (HbA1c > 8) menjadi baik (6,5).

 

I Apa itu Diabetes Mellitus (Penyakit Kencing Manis) dan penyebabnya?

Penyakit gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau kerja hormon insulin. Insulin berfungsi  mengolah gula (karbohidrat), yaitu salah satu kebutuhan pokok kita selain protein dan lemak. Insulin dihasilkan oleh organ pankreas yang terletak di sepanjang usus 12 jari di belakang lambung.

Penyakit ini merupakan penyakit kronis/menahun

  DM dapat dibagi menjadi :

  • Tipe 1 (<10%) : Tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Umumnya akibat penyakit kekebalan tubuh/ autoimun dan faktor yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Tipe 2 (>90%) : Insulin yang ada tidak dapat digunakan oleh sel (Insulin resisten) atau jumlahnya tidak mencukupi (defisiensi insulin).
  • Tipe pada kehamilan (gestasional DM).
  • Tipe lain seperti pada kelainan pankreas, genetik, obat.



Apa Komplikasi Diabetes Mellitus?

Kerusakan organ otak, mata, jantung, ginjal, dll., umumnya didahului oleh kerusakan pembuluh darah yang disebabkan oleh pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). Kerusakan pada pembuluh darah berdiameter agak besar (>100μ) disebut makroangiopati dan yang berdiameter lebih kecil disebut mikroangiopati.

 

  1. Makroangiopati mengakibatkan :
  1. Penyakit Jantung Koroner/PJK

Satu dari 2 penderita DM meninggal karena PJK! Tingginya angka kematian ini disebabkan antara lain oleh gangguan indera nyeri, sehingga sering tidak disadari adanya serangan jantung. Penyulit lainnya adalah kerusakan lapisan dalam pembuluh darah (endotel) yang luas dan panjang (diffuse disease), sehingga sulit  penanganannya.

  1. Stroke: Penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah otak.
  2. Penyumbatan pembuluh darah tepi.

     
  1. Mikroangiopati mengakibatkan :
  1. Gangguan penglihatan (sering disebabkan oleh perdarahan selaput retina/retinopati) dan kebutaan. Satu dari tiga (30%) kebutaan di Eropa disebabkan oleh retinopati DM.
  2. Gangguan ginjal (nefropati). Satu dari dua (50%) pasien yang harus cuci darah (HD=Hemodialisa) di  Eropa dan USA karena DM (nefropati diabetika).
  3. Gangguan saraf kaki/ radang kaki DM dialami 1 dari 4 penderita. Sekitar 85% yang mendapat  gangguan ini mengalami pembusukan pada kaki (gangren) dan perlu diamputasi. Gejala awal biasanya kesemutan, rasa kebas di kaki, sakit seperti ditusuk-tusuk jarum.
  4. Gangguan ereksi spontan di malam/ pagi hari, dialami oleh 1 dari 3 penderita DM, dan bisa menyebabkan impotensi permanen.

     
  1. Akibat DM lainnya:
    1. Daya tahan tubuh menurun (mudah terjangkit infeksi kulit, saluran kemih, dsb).
    2. Gangguan lemak darah (Trigliserid↑, HDL↓).

Resiko komplikasi akan menurun jika gula darah dapat dikendalikan dengan baik secara terus-menerus.

 

Gejala Diabetes Mellitus?

Keluhan klasik DM : sering lapar, sering haus, sering buang air kecil, berat badan menurun.

Keluhan lainnya dapat berupa : cepat lelah, suka mengantuk, prestasi kerja menurun, mudah berkeringat, sakit kepala, gangguan penglihatan,  kram betis di malam hari, gatal-gatal, gampang bisulan, gangguan ereksi.

Karena gejala-gejala tersebut dirasakan pasien sebagai keluhan penyakit umum maka sering kali DM baru diketahui pada waktu check up.

 

Faktor resiko Diabetes Mellitus?  


Diagnosa Diabetes Mellitus?

Selain dari gejala dan resiko yang ada, kriteria positif DM bila gula darah puasa/GDP (8jam) ≥ 126 mg/dl, gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl, HbA1c (indikator kadar gula darah rata-rata per 3 bulan)  ≥ 6,5%, serta GTT (Glucose Tolerance Test : kadar gula darah 2 jam setelah makan gula 75 gram) ≥ 200. Bila GDP =100-125 mg/dl dan GTT = 140-199 mg/dl disebut DM dini/ pra DM. Satu dari 3 penderita pra DM akan jadi DM.

 

Bagaimana pengobatan terkini sesuai  panduan kedokteran untuk Diabetes?

Perlu perubahan/penyesuaian gaya hidup

Tujuan utama : menghindari kerusakan pembuluh darah baik yang makro maupun yang mikro à memperkecil/ mencegah kerusakan organ.

Target pencapaian: GDP antara 80-110mg/dL, GD 2jam sehabis makan < 140 mg/dL (usahakan untuk dapat mengukur gula darah secara mandiri), kadar HbA1C <7 g%, trigliserida darah <150 mg/dl, tekanan darah maksimal <130/80 mmHg, berat badan normal.

Dengan Usaha:

  1. Edukasi memahami gejala, penyakit, komplikasi dan cara mencegahnya serta manfaat dan cara minum obat.
  2. Pola makan sehat / pengaturan nutrisi / gizi .

Asupan kalori  per hari disesuaikan dengan aktifitas dan  komposisi makanan (Protein ± 10%, Lemak ± 30%, Karbohidrat ± 60%). Perkiraan kebutuhan kalori = [TB(cm) – 100] = a. Untuk aktifitas ringan ax32, untuk yang sedang ax40, dan ax48 untuk aktifitas berat. Untuk wanita faktor  a dikali 0,9. Pada dasarnya penderita DM dapat makan bersama keluarga dengan memperhatikan takaran makanannya.

1 g protein          = 4,1 kalori
1 g karbohidrat  = 4,1 kalori
1 g lemak            = 9,3 kalori

 

Yang termasuk karbohidrat itu selain gula, juga nasi, tepung-tepungan (mie, kue dsb).

Ingat!!! Di dunia kedokteran, pengobatan yang ada adalah untuk mengendalikan dan belum untuk penyembuhan, artinya gula darah yang sudah terkendali akan naik kembali jika makanan tidak diatur.

 

3. Menurunkan berat badan dengan acuan BMI antara 18,5-24,9kg/m2.

BMI = Berat badan (kg)
           Tinggi badan(m)2

  

4. Aktifitas fisik / olahraga teratur dan terukur ( ≥ 5x/minggu @30menit). Target  detak nadi = 60-70% x (220-usia). Perhatian : Pakai alas kaki agar tidak terluka, karena bila luka terinfeksi biasanya sulit sembuh. Olah raga tidak dalam perut kosong (makan sedikit).

5. Bila cara 1 s/d 4 gula darah tidak juga terkontrol, maka perlu diberikan obat anti diabetes (OAD).

6. Bila pemberian OAD sudah maksimal dan gula darah belum juga terkontrol maka pemberian insulin akan dipertimbangkan, terutama bila HbA1C periode 3x3 bulan masih > 7g%. Jika akan dilakukan operasi besar, infeksi, atau serangan jantung, insulin juga diberikan.

7. Pada DM tipe 1: insulin diberikan seumur hidup.

8. Mengurangi faktor risiko lainnya seperti   merokok, stress.

9. EECP® (Enhanced External Counter Pulsation):

Disamping usaha 1 s/d 8, EECP® dapat digunakan untuk mempercepat  target pencapaian yang lebih baik. Mengacu pada penelitian Prof.J.S.Martin dkk dari Universitas Missouri-Columbia, USA, EECP® (4) memperbaiki lapisan dalam pembuluh darah (endotel), sehingga mencegah kerusakan pembuluh darah makro maupun mikro, dan dengan demikian mencegah / memperkecil komplikasi kerusakan organ akibat DM. Selain itu dibuktikan juga,  EECP® menurunkan resistensi sel terhadap insulin, dengan menggunakan Homeostasis Model Assessment of Insulin Resistant (HOMA-IR), sehingga sel dapat   meningkatkan penggunaan insulin. Juga Dr. Werner dkk dari Karl-Friedrich-Universitaet, Erlangen, Jerman),(5) EECP® meningkatkan aliran darah ke arah pankreas tempat insulin diproduksi lebih dari 1,5 kali lipat. Dengan demikian EECP® membantu menormalkan kadar gula darah.

 

Pasien berbaring di ranjang terapi EECP yang nyaman, bisa sambil mendengarkan lagu atau menonton TV (gbr.1) Pasien dihubungkan dengan monitor EKG (2). Tiga pasang manset besar seperti manset pengukur tekanan darah dipasang pada betis (3), paha (4), dan pinggul (5).

  • Pada fase jantung istirahat, manset memeras betis, paha dan pinggul secara berurutan. Dengan demikian darah dari kaki dikembalikan ke jantung lebih banyak dan deras serta kuat melalui pembuluh darah balik dan batang nadi (efek dorong).
  • Pada fase jantung memompa, seluruh manset mengempis serempak, menyebabkan ruang Vacum sesaat di kaki. Ke “vacum” an tersebut menguatkan daya semprot darah yang mengandung banyak oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, di antaranya ke pankreas (tempat insulin diproduksi). Ini mirip kerja bola pipet (efek tarik).

Dosis awal : Total 36 jam (1-2 jam/hari).

  Dosis pemeliharaan : disarankan minimal 36 jam/tahun.

  Efek samping :

  • Reaksi hipoglikemi (gula darah drop) tidak terjadi bila 2 jam sebelum terapi pasien makan dulu.
  • Dengan mengikuti acuan prosedur internasional, dan menggunakan mesin EECP original, tindakan EECP pada umumnya tanpa efek samping.

Manfaat lainnya :

Perderasan dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh yang dihasilkan EECP sangat berguna untuk proses penyembuhan gangguan peredaran darah seperti pada :

Penyakit jantung koroner, stroke sumbatan, gangguan ginjal, kencing manis dan kompliaksinya, darah tinggi, gangguan ereksi, anti aging, dll.

 

Laki-laki, warga negara Belanda sedang EECP® di Klinik Spesialis CDG (2012)

Keberhasilan terapi EECP® ditentukan antara lain oleh:

  • Ketepatan menentukan pasien yang boleh di EECP®
  • Keahlian Dokter dan Perawat
  • Ketepatan waktu mesin (akurasi dalam hitungan mili detik) mendorong darah ke koroner dan menarik darah dari jantung

Seperti disebut di II (apa komplikasi DM) antara lain penyumbatan pembuluh darah koroner dsb, maka dari pengalaman kami disamping terapi standar & EECP yang intinya memperbaiki aliran darah. Selain EECP, banyak juga pasien terbantu dengan formula terapi CDG lainnya ( CDG formulation treatment scheme).

Catatan yang perlu diperhatikan juga :
Pasien DM, untuk cegah/ kurangi/ jaga kerusakan mata, jantung, ginjal, kaki sebaiknya  

1.    Memiliki glucometer di rumah.
2.    Rutin mengecek gula darah (GD, mg/dL) sendiri; 70 ≤ GD puasa ≤ 126 ; GD sewaktu ≤ 200.
3.    Menjaga tekanan darah (TD, mmHg); 90 ≤ TD atas ≤ 130, 60 ≤ TD bawah  ≤ 90. Sebaiknya CABP ideal. Lihat CABP.
4.    Menjaga detak jantung; 55x/menit ≤ HR ≤ 100x/menit.
5.    Menjaga HbA1C, kadar gula darah rata-rata (GD rata-rata per- 3bulan) : 4,2% ≤ HbA1c ≤ 7%
6.    Berjalan kaki santai dengan kecepatan yang dirasakan cukup +/- 30 menit/hari, minimal 5x /minggu.
7.    Banyak makan sayur, olahraga aktif dan sebisa mungkin jalankan olahraga pasif = EECP yang terbukti efektif memperbaiki penyakit gula.
8.    Pola makan diatur. Usahakan berat badan ideal.
Asupan kalori per hari disesuaikan dengan aktifitas dan komposisi makanan (Protein ± 10%, Lemak ± 30%, Karbohidrat ± 60%). Perkiraan kebutuhan kalori = [TB(cm) – 100] = A. Aktifitas ringan Ax32, aktivitas sedang Ax40, dan Ax48 untuk aktifitas berat. Untuk wanita faktor Ax0,9.
Ini semua perlu dijaga untuk mencegah kerusakan organ karena gula.
9.    Menghindari makan sekali langsung kenyang (porsi besar). Jika sudah hampir 70% kenyang disarankan berhenti makan, karena kekenyangan dapat memicu sesak.Lebih baik frekuensi makan sering dengan porsi kecil-kecil, daripada 3x makan porsi makan langsung besar.
10.    Malam hari, setengah jam s/d. 1 jam sebelum tidur, makan snack kecil.
11.    Bila terjadi hal dibawah ini :
•    Tiba-tiba pandangan kabur, dan atau lemas, dan atau keringat dingin  segera kunyah gula pasir (murni) sachet  Minum teh manis (2 sendok makan gula pasir dalam 1 cangkir (200cc air))
12.    Ikutlah penelitian JADE (Joint Asia Diabetes Evaluation), sebagai kepedulian terhadap sesama penderita DM dan memajukan ilmu terapi DM.

Bagi Anda yang berminat untuk bergabung dalam kepedulian ini silahkan menghubungi kami di Klinik Spesialis CDG, 021-3143434.